Blog tentang perjalanan karir, bisnis dan pergulatan batin

Rabu, 12 Juni 2013

Kakrasana dan Narayana

Hujan yang begitu deras rupanya tak juga menghalangi sebuah kereta kerajaan melaju dengan sangat kencang menembus pekatnya malam yang seolah olah menantang keperkasaan sang hujan. kereta itu menyusuri jalan berbatu menuju ke selatan. Walaupun berbaty, tapi sang kusir seperti tak hirau. kereta itu bagai kesetanan.

Baru sore tadi kereta kerajaan itu dihela keluar dari halaman Istana mandura. Seolah olah tak peduli akan lebatnya hujan. Pertanda kepergian kereta itu begitu penting. Mungkin apabila langit runtuh pun, kereta itu tetap berangkat. Melaju ke selatan dikawal sepuluh pengawal berkuda. Empat di depan enam di belakang Sang kesatria senapati pengawal itu pun seperti maklum akan tugas mereka. Badan mereka basah kuyup karena hujan. Hanya berbekal naluri akan jalan biasa mereka lalui , mereka menempuh kegelapan malam di tengah derasnya hujan, menyusuri jalan selebar kereta di dataran rendah di antara padang rumput tinggi menuju selatan. Petir berkali-kali menyambar seperti tak mereka pedulikan. Rupanya, sambaran halilintar tidak begitu mereka takuti, mereka penunggang kereta itu lebih takut akibat yang terjadi bila saat itu juga tidak pergi dari istana Mandura.

Kereta yang tampak besar di luar itu, ternyata berjejal di dalam. walaupun di dalam kereta gulita, kilatan halilintar di luar diantara deru hujan, sesekali sekilas menerangi keadaan di dalam kereta. sebagian wajah-wajah dalam kereta itu terlihat sangat ketakutan, sementara sebagian lagi tampak khawatir dengan sorot tajam berusaha tenang agar yang lain tidak merasa tercekam. sosok yang tampak berusaha tenang itu terlihat mengenakan mahkota. 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Talk ?

galen.nolan1@gmail.comn> .

Dipersembahkan oleh

Labels

Blog Archive